Langsung ke konten utama

Sejarah Homoseksualitas di Rusia



Rusia pada jaman pertengahan terlihat sangat toleran terhadap homoseksualitas, ada bebrapa bukti yang menyebutkan adanya homoseksualitas dalam kehidupan orang-orang suci dari Rusia Kievan hingga abad ke-11. Perilaklu-perilaku homoseksual dianggap sebagai sebuah dosa oleh gereja ortodok, tetapi pada waktu itu tidak ada sanksi legal terhadap perilaku homoseksual, dan bahkan orang-orang gereja sendiri memperlihatkan ketertarikannya terhadap masalah homoseksualitas hanya apabila menyangkut persoalan  gereja. Pendatang-pendatang dari luar negeri yang menyambagi penduduk Moscow Rusia pada abad 16 dan 17 mengulangi kekaguman mereka atas keterbukaan hubungan homosekual diantara pria dari berbagai latar belakang kelas sosial di Rusia pada waktu itu.  Sigismund von Heberstein, Adam Olearius, Juraj Krizhanich, dan George Turberville semuanya menulis mengenai kelaziman perilaku homoseksual di Rusia dalam catatan perjalanan dan kenangan mereka. Sejarawan abad 19 Sergei Soloviev menulis bahwa “tidak dimanapun, di dunia timur atau di barat, penghinaan semacam ini, dimana sebuah dosa yang tidak alami terjadi begitu benderang seperti di Rusia”.

Periode Tsar
Undang-undang pertama yang menentang perilaku homoseksual muncul pada abad 18, selama pemerintahan Peter Agung, tetapi hal ini merupakan sebuah hukum militer dan hanya diterapkan di lingkungan kententaraan. Hingga pada tahun 1832 undang-undang memandang muzhelozhstvo (pria tidur dengan pria, yang diinterpretasikan oleh pengadilan sebagai hubungan anal) sebagai sebuah perilaku kriminal yang dapat dikenai hukuman pengucilan ke Siberia untuk waktu hingga 5 tahun. Meskipun begitu, perundang-undangan ini diterapkan hanya sesekali-waktu, khususnya diantara masyarakat kelas atas. Banyak intelektual-intelektual  terkemuka abad ke-19 menjalankan sebuah kehidupan homoseksual atau biseksual yang relatif terbuka. Diantaranya adalah sang memoirist Philip Vigel, sang pejelajah Nikolai Przhevalsky, sang kritikus Konstantin Leontiev, and sang komposer terkemuka  Peter Tchaikovsky.
Ketika pergantian abad terlihat sebuah relaksasi sistem hukum, dan sebuah kesesuaian peningkatan terhadap toleransi mulai tampak. Pada tahun 1903 Vladimir Nabokov, seorang pendiri dari Partai Konstitusional Demokrat, menerbitkan sebuah artikel  mengenai status legal para homoseksual di Rusia, di dalam artikel tersebut dia memberikan alasan bahwa negara seharusnya tidak melakukan intervensi  dalam hubungan seksual pribadi. Periode antara Revolusi 1905 dan 1917 merupakan masa perak dalam kesusateraan Rusia tetapi merupakan sebuah masa emas bagi para pelaku homoseksual di Rusia. Banyak tokoh-tokoh penting yang menjalankan kehidupan gay terbuka, termasuk beberapa anggota pengadilan kerajaan. Sergei Diaghilev dan banyak anggota gerakan dunia seni dan balet Rusia merupakan seorang gay. Pada tahun 1906 Mikhail Kuzmin menerbitkan semi autobiografinya yang terbit dalam novel Sayap-sayap, yang menjadi sebuah perbincangan mengenai dunia kesusateraan di Rusia.

Periode Uni Soviet
Para sarjana tidak sepakat dengan efek dari revolusi Bolshevik dalam hak-hak homoseksual. Beberapa orang beralasan bahwa Soviet berada di garis terdepan kemanusiaan dalam mendiskrimansi seksualitas kaum gay; sebagaian lain beralasan bahwa asketisme dan ketidaksukaan Bolsehevik pada seksualitas dalam berbagai varian karena menyebabkan gerakan menjadi mundur. Faktanya, Revolusi oktober 1917 menghapuskan seluruh perangkat Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana baru Rusia tahun 1922 dan 1926  menghapuskan muzhelozhstvo dari hukum. Celakanya,penghilangan kriminalisasi di awal masa Soviet tersebut tidak berarti sebuah akhir dari masa-nasa penyiksaan. Kegairahan modern Soviet terhadap Ilmu pengetahuan mengartikan bahwa homoseksualitas diperlakukan sebagai sebuah subjek diskusi psikiatri dan medis, sebagai sebuah penyakit yang harus diobati. Lebih dari itu, dalam pemikiran popular, homoseksualitas masih diasosiasikan dengan nilai-nilai borjuis dan aristokratik, dan dengan elit bohemian para-Revolusi.
Pembebasan seksual yang tergabung bersama Revolusi hanya bertahan dalam waktu singkat. Para penganut paham persamaan dan kebijakan pro-perempuan yang telah meliberalisasi percerian dan undang-undang pernikahan yang  mempromosikan aborsi diberi jalan pada periode 1930an awal atas kebijakan Stalinist yang pro-keluarga. Dalam kontek inilah Uni soviet kembali mengkriminalisasi homoseksualitas dalam sebuah dekrit yang ditandatangani pada akhir 1933. Seperti sebuah artikel yang ditulis oleh Maxim Gorky menunjukan, ketika hubungan Jerman-Soviet tegang; Gorky meulis, “ membasmi para homoseksual dan fasisme akan menghilang.” Tentu saja, Nazi sendiri mengkriminalisasi homoseksualitas hanya berselang satu tahun kemudian.
Pasal 121 muncul sebagai sebuah perangkat hukum baru, yang menghukum muzhelozhstvo dengan pemenjaran hingga 5 tahun, yang diikuti dengan pengrebekan dan penahanan pada masa puncak teror Stalin. Jumlah lelaki yang ditahan tidak diketahui, tetapi pada tahun 1980an ada sekitar 1000 orang setiap yang ditahan setiap tahunnya. Uni soviet memiliki jumlah terbesar tahanan lelaki dibandingkan tempat lain diseluruh dunia, penjara pelaku homosexualitas memainkan sebuah bagian dalam membentuk budaya gay Soviet. Di penjara-penjara Soviet ada sebuah kelompok pria yang disebut opushchennye, pada satu sisi mereka berada di peringkat terendah tangga sosial, tetapi mereka terkadang dilindungi oleh kekasih mereka. Dan tidak hanya pria yang terkena pasal 121 merupakan opushchennye ; beberapa tahanan dapat turun derajatnya karena ritual pemerkosaan, sebagian disebabkan hanya dikarenakan “kurang beruntung” memiliki kecantikan yang menjadikan dia sebuah objek sek atraktif.
Pasal 121 sering digunakan semasa periode Soviet untuk memperluas cakupan hukuman penjara dan untuk mengkontrol orang-orang yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. Diantara mereka yang dipenjara terdapat sutradara film Sergei Paradjanov dan puitikus Gennady Trifonov. Ancaman penyiksaan juga digunakan untuk memeras pelaku homosexual untuk memberikan informasi kepada polisi dan KGB.PAda era Soviet kaum gay menjaga dirinya untuk tetap tampil biasa, banyak yang membatasi aktivitas gay mereka hanya di  lingkungan kecil teman-teman yang bisa dipercaya. Tetapi tetap saja, terdapat beberapa wilayah penjelajahan umum dikota yang lebih besar dan satu atau dua bar diketahui terkenal dengan kaum gay, meskipun ancaman penahanan dan pemerasan selalu membayangi. Ancaman lain yang terjadi pada tahun 1980an adalah adanya gerombolan “penampar gay” yang merampok dan memukul kaum gay, sering kali terjadi dengan dorongan polisi. Mereka tahu bahwa apabila mereka dibawa ke pengadilan, justru korban merekalah yang akan dimasukkan ke dalam penjara.
Pada tahun 1984 sebuah kelompok kaum gay “militan” di Leningrad berusaha untuk membentuk organisasi kaum gay pertama, akan tetapi mereka dengan cepat diatasi oleh KGB. Hingga akhirnya muncullah glasnost Gorbachev yang membuat sebuah organisasi bisa berdiri di tahun 1989-1990. Aliansi gay dan lesbian Moscow ketika itu dipimpin oleh Yevgeniya Debryanskaya dan Roman Kalinin yangh menjadi editor dari koran gay pertama yang secara resma terdaftar, Tema. Organisasi dan publikasi terus berkembang, musim panas 1991 di laksanakan konferensi internasional pertama, festival film, dan demonstrasi menuntut hak –hak gay di Moscow dan Leningrad( St. Petersburg). Hal  ini hampir seketika diikuti oleh sebuah usaha kudeta. Pembalikan kepada sebuah rezim yang lebih konservatif jelas sekali akan mengancam apa yang baru saja mereka dapat, dan legenda menyatakan bahwa banyak aktivis gay  menyediakan tubuhnya menjadi barikade untuk melindungi Gedung Putih Rusia dan bahwa dekrit Yeltsin di cetak mengunakan mesin xerox milik  organisasi-organisasi gay baru.

Paska-Soviet
Runtuhnya Uni Soviet yang segera diikuti dengan kegagalan kudeta mempercepat peningkatan gerakan kaum gay. Sesekali diskusi mengenai gay diadakan, lebih banyak publikasi gay muncul. Pada tahun 1993 sebuah Kitab Undang-undang Hukum Pidana baru Rusia disahkan -tanpa pasal 121. Kaum lelaki yang telah dipenjara di bawah pasal tersebut dibebaskan. Kehidupan gay di Rusia sekarang dalam proses normalisasi. Dan  bisnis gay banyak bermunculan , bar-bar, tempat disko, sauna bahkan agensi perjalanan. Saat didaerah-daerah provinsi masih terasa sulit bagi kehidupan  kaum gay, mereka yang berada di kota-kota telah memulai untuk membangun sebuah komunitas.  

Dialih rangkum bahasakan dari Russia Gay history

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Minum teh di Rusia

Got dark. On a table, shining, The evening samovar hissed, The Chinese teapot heating up, Under it curled easy pairs … (Aleksander Pushkin)            Teh atau dalam bahasa ilmiah Camellia sinensis telah dikonsumsi oleh bangsa Cina lebih dari 5000 tahun. Selama ribuan tahun, bangsa China meminum teh untuk kesehatan dan kenikmatan. Tidak seorangpun tahu apa yang menyebabkan mereka tertarik dengan daun hijau serta mengkilap itu, tetapi legenda populer dapat memberi pengetahuan kepada kita. Asal mula teh pada awalnya masih merupakan legenda . Legenda yang paling terkenal adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung, diperkirakan sekitar tahun 2737 sebelum Masehi. Menurut legenda pada suatu hari, ketika Kaisar Shen Nung akan mengambil air mendidih, beberapa daun dari pohon yang menjuntai tertiup angin dan jatuh di panci berisi air mendidih tersebut, Sang Kaisar ingin tahu dan memutuskan untuk mencicipi air rebusan yang tidak menyerupai minuman tersebut....

Hidup adalah Pertaruhan, beranikah kamu bertaruh untukku?

Sebagai manusia kita tentu pernah pada sebuah posisi sulit, pada proses pencarian tak berujung. Terkadang kita bertanya-tanya, kemana hidup akan membawa kita pergi, apakah ketempat harapan bersandar ataukah ke peraduan bersemayamnya kekecewaan dan cobaan. Jawabanya: tidak ada yang tahu. Satu-satunya yang pasti di dunia ini hanyalah bahwa kita akan mati, selebihnya tidak ada yang tahu.  Beruntungnya Tuhan memberikan kemampuan untuk "tahu" apa yang kita sukai, yakini atau cintai. Apakah sesuatu yang kita yakini atau seseorang yang kita cintai itu merupakan ujung pintu takdir; tidak ada yang tahu. Hidup adalah pertaruhan, karena kita tidak pernah tahu kemana takdir akan mengantarkan kita.  Kadang kita ditantang untuk melihat kebelakang saat seolah-olah didepan kita dihadang tembok tinggi kemustahilan, saat seolah-olah dunia memusuhi kita atau saat seolah-olah hanya kita yang bergelut dengan kenyataan. Hanya satu yang bisa saya katakan: jangan takut. Kegagalan, kekecewa...