![]() |
Warung si Emak |
![]() |
Kawah Papandayan |
Oya, jangan lupa, kita akan berjalan tepat disamping kawah, dengan aroma belerang menyengat, jangan lupa siapakan masker, dan air. Mencuci hidung dan mata, akan sangat membantu mengurangi sesak. Ini prosedur keselamatan standar, dalam perjalanan terakir ini saya menemukan satu orang anak yang tak sadarkan diri setelah menghirup terlalu banyak asap belerang.
![]() |
Jalur TOLL |
![]() |
Pondok Saladah |
Akhirnya sampai juga di Pondok Saladah. Pondok saladah adalah area camping resmi yang di izinkan, walaupun banyak juga yang nyolong ngecamp di Tegal Alun. hehe. Perjalanannya ternyata lebih cepat dari yang diperkirakan, pertama kesini, dengan mengajak ade2 (maap y), saya butuh hampir 4 jam, dan sekarang hanya butuh 1 jam 20 menit. Eeebussengg.
Sekitar jam 1 siang kami sampai, suasana di Pondok Saladah lebih mirip pasar, ratusan orang sudah memenuhi lapak2 tenda. Berpikir singkat, kami memutuskan untuk mendirikan tenda juga, sebelum terjebak hujan.
![]() |
Aktifitas utama: gaple. |
![]() |
Mulai adem |
![]() |
Sayur Soap |
![]() |
Wortel senyum |
Selesai masak, makan pedas, hujan makin deras. Rencanan menghabiskan malam bermain api pun kandas. Hujan dan kekenyanyan adalah kombinasi sempurna untuk meuju step berikutnya: ketiduran.
![]() |
Kawah tampak dari Pondok Saladah |
Dari pondok saladah. tujuan berikutnya adalah Tegal Alun, padang terakhir sebelum puncak Papandayan. Selesai bersantap pagi, dengan roti bakar dan bubur, kita melanjutkan perjalanan ke atas, jam 7 kita berangkat. Semua barang-barang kami tinggal di Pondok Saladah.
![]() |
Hutan Mati |
Sekitar 5 menit dari Pondok Saladah, kita akan melewati pohon-pohon kering yang sudah menghitam. Kata orang, pohon-pohon ini adalah sisa letusan Papandayan beberapa tahun sebelumnya. Hutan mati ini sangat eksotis untuk dijadikan backgroud foto, dengan tanah berpasir putihnya. Mirip dengan pemandangan di Kawah putih Ciwidey.
Perjalanan dari Pondok Sladah ke Tegal Alun pada dasarnya sebentar, untuk yang terbiasa mendaki, butuh waktu sekitar 30-45 menit, untuk yang tidak mungkin sekitar 1-2 jam. Kami butuh sekitar 25 menit. Tracknya juga terhitung biasa, hanya satu tanjakan "cinta" tepat setelah hutan mati dan sebelum Tegal Alun. Meski sudah kedua kalinya saya ke Papandayan, tetapi, perjalanan melewati tanjakan cinta, dan rimbun Cantigi selalu berakhir dengan "wow" ketiga sampai di bibir Tegal Alun. Hamparan padang edelweis nan luas, sungguh eksotis.
Wooow..nyaman sekali mata ini. Seakan lupa semua luka yang dibawa, entah jatuh dimana itu luka, tak terasa. Terakhir ke Papandayan saya ngecamp di Tegal Alun, bermalam disini jauh lebih dingin dibanding di pondok Saladah, juga susah air. Tetapi, pagi hari bukan tenda luarbiasa indahnya, semburat kuning matahari memantul di antara tangkai rumput, dan harum embun membuat hati terasa tenang.
Menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam di Tegal Alun sangat jauh dari cukup, pengenya 2 hari paling tidak. :) Setelah menghabiskan beberpa gelas teh Tongji dan roti bakar, kami memutuskan untuk segera turun. Bukan apa2, pagi itu ada sekitar 120 orang rombongan stapala ditambah sekitar 20 orang rombongan mapala dari universitas Bakrie (klo g salah) kit harus turun sebelum mereka, bisa dibayangkan kaya gimana macetnya jalur kalo berada dibelakang mereka.hahaha.
Beruntung kami segara turun, karena baru selesai melewati hutan mati, hujan mulai turun.
![]() |
Kawah Papandayn tampak dari Boulevard |
![]() |
Jalur Licin sesudah hujan |
Hujan turun cukup lama, sekitar jam 12 hujan reda, kami bergegas packing untuk turun. Tidak mau terjebak hujan berikutnya, dan juga tidak mau sampai jakarta terlalu malam. Butuh sekitar satu jam, untuk turun dari pondok saladah sampai di Camp David. Tepat, sampai camap david hujan turun sangat deras, sambil minum teh kita saling berbincang dengan sesama pendaki, bermaksud hati mencari rekan buat tambahan sewa mobil bak. Rata-rata biaya per orang sekitar 10 ribu, jika sedikit orang bisa sampai 20 ribu perorang untuk transport dari camp david ke Cisurupan.
Kami membayar 10 ribu/orang sampai di Cisurupan, dari Cisurupan naek angkot Cikajang 7 ribu/orang sampai terminal Garut.
Mendaki papandayan sangat cocok untuk aktifitas pendakian wisata, bersma keluarga atau teman-teman dekat, tidak perlu pengalaman pendakian, yang enting peralatan mencukupi. Jika kamu punya novel yang tak kunjung selesai di baca, sangat direkomendasikan menikmati pendakian Papandayan, dan menghabiskan lembar novel diantara gemerisik cantigi.
Papandayan 17-18 november 2012.
Komentar
Posting Komentar